IDXChannel - Harga emas logam mulia di pasar domestik diproyeksi mampu mencapai level Rp2.300.000 per gram pada Oktober 2025. Kenaikan tersebut didorong lonjakan harga emas dunia yang mendekati USD3.900 per ounce, ditambah pelemahan rupiah dan ketidakpastian global.
Pengamat Pasar Uang dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi memperkirakan momentum kenaikan harga emas akan terus berlanjut hingga akhir tahun.
"Ada kemungkinan besar di bulan Oktober ini, kalau seandainya mencapai USD3.950 (emas dunia), kemungkinan akan sampai di level Rp2.300.000," kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (6/10/2025).
Sejalan dengan tren global dan pelemahan rupiah, harga emas logam mulia Antam telah menembus level Rp2.250.000 per gram pada Perdagangan hari ini.
Angka tersebut naik Rp11.000 dengan harga buyback juga naik Rp11.000 ke Rp2.098.000 per gram.
Ibrahim juga mengidentifikasi beberapa faktor utama yang membuat harga emas (sebagai safe haven) terus melonjak. Pertama, perselisihan antara Partai Republik dan Partai Demokrat di Kongres AS yang menyebabkan ancaman shutdown pemerintahan federal masih terjadi. Hal ini menciptakan ketidakpastian politik.
Situasi diperparah oleh penolakan Jaksa Agung terhadap perintah Presiden Donald Trump untuk mengerahkan 200 Garda Nasional (National Guard) ke Oregon untuk mengatasi demonstrasi di kantor imigrasi.
Di tengah ketidakpastian federal, 99 persen para ekonom bereskpektasi Bank Sentral Amerika (The Fed) memangkas suku bunga 25 basis poin pada pertemuan di Oktober, yang membuat dolar AS melemah dan emas menguat.
Di Asia, terpilihnya politisi konservatif, Takaichi sebagai pemimpin Partai Demokrat Liberal yang dikenal dovish dalam hal fiscal mengindikasikan Bank Sentral Jepang kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunga. Hal ini akan mempertahankan pelemahan Yen dan mendukung penguatan aset safe haven.
Perang dagang antara AS dan China diperkirakan masih berkecamuk, terutama setelah biaya impor AS dari China dinaikkan dua kali lipat, mengindikasikan masalah ekonomi di China.
Di Eropa, Ukraina terus mengintensifkan serangannya terhadap fasilitas energi Rusia, menargetkan kilang minyak terbesar seperti kilang Kirishi. Peningkatan serangan ini dilakukan setelah menteri keuangan negara-negara G7 mengambil langkah untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia.
Meskipun di Timur Tengah ada sedikit sinyal positif setelah Presiden Trump mengatakan diskusi antara Israel dan Hamas sangat positif, ketegangan di Eropa, di mana Rusia yang merupakan anggota OPEC+ dan memiliki cadangan minyak terbesar, masih membara dan akan terus memengaruhi perekonomian global, sehingga mendorong kenaikan harga emas.
"Nah sehingga apa? Sehingga ini akan berpengaruh terhadap perekonomian secara global. Nah ini yang membuat harga emas dunia terus mengalami kenaikan," kata Ibrahim.
(NIA DEVIYANA)