Ibrahim menambahkan, ada beberapa hal yang menyebabkan fenomena peningkatan angka kemiskinan di perkotaan, salah satunya adalah Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) laki-laki di kota yang mengalami kenaikan dari 5,87 persen menjadi 6,06 persen.
Di sisi lain, pasar tenaga kerja Tanah Air menghadapi guncangan yang sulit pada paruh pertama tahun ini. Gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terpantau melejit lebih dari 30 persen, dengan kasus tertinggi terjadi di Jawa Tengah.
Berdasarkan data dari Satu Data Kementerian Ketenagakerjaan, sepanjang Januari hingga Juni 2025, tercatat ada 42.385 pekerja yang mengalami PHK. Angka ini melonjak 32,19 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 32.064 orang.
Jawa Tengah menjadi provinsi dengan PHK tertinggi sepanjang semester pertama, mencapai 10.995 orang, diikuti Jawa Barat (9.494 orang), Banten (4.267 orang), dan DKI Jakarta (2.821 orang).
Berdasarkan analisis tersebut, Ibrahim memprediksi nilai tukar rupiah akan bergerak fluktuatif pada perdagangan selanjutnya dan berpotensi ditutup melemah dalam rentang Rp16.350 - Rp16.410 per dolar AS.
(NIA DEVIYANA)