Selain itu, terdapat pelemahan permintaan dari Eropa yang mengakibatkan tingginya kompetisi di pasar Pasifik.
“Harga batu bara diperkirakan melemah pada 2024 dibandingkan dengan tahun 2023 yang mana harga berada pada level yang sangat tinggi sepanjang sejarah,” kata dia.
Sementara faktor penopang harga tetap tinggi datang dari tingginya biaya produksi dari tambang secara umum, adanya potensi la Nina di akhir tahun dan gelombang panas yang ekstrem di beberapa negara, sehingga berpeluang menahan harga mengalami penurunan yang tajam dan cenderung sangat stabil akhir-akhir ini.
“Harga batu bara diperkirakan akan terus berfluktuasi, namun tetap memberikan margin yang sehat bagi Grup Perseroan,” ujar manajemen dalam prospektus.
(DESI ANGRIANI)