Di antaranya produksi emas yang cenderung stagnan pada kuartal III-2025 karena bergantung pada stok cadangan dengan kadar rendah di tengah proses pushback tambang.
Lalu beban royalti yang meningkat seiring dengan pemberlakuan tarif baru mulai kuartal II-2025.
Meski begitu, analis tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang BRMS, seiring dengan tren harga emas yang masih tinggi.
Menyesuaikan dengan kerugian satu kali di kuartal II, Samuel Sekuritas melakukan revisi penurunan estimasi laba BRMS tahun 2025 sebesar 27,6 persen. Namun demikian, rekomendasi buy tetap dipertahankan dengan metode penilaian sum-of-the-parts (SOTP) dan target harga di level Rp550 per saham.
"Penurunan kinerja kuartalan bersifat sementara. Kami masih melihat potensi pertumbuhan produksi dan katalis positif dari proyek Gorontalo Minerals ke depan," tulis Samuel Sekuritas dalam laporannya.
(DESI ANGRIANI)