sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Kinerja IPO Semester I-2024, Tujuh Saham di Kisaran Gocap

Market news editor Maulina Ulfa
04/07/2024 12:35 WIB
Sejumlah perusahaan mencatatkan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024.
Kinerja IPO Semester I-2024, Tujuh Saham di Kisaran Gocap. (Foto: Freepik)
Kinerja IPO Semester I-2024, Tujuh Saham di Kisaran Gocap. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Sejumlah perusahaan mencatatkan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2024.

Hingga berakhirnya semester I-2024, tercatat sudah ada 26 emiten yang melantai di BEI sejak Januari hingga awal Juli lalu.

Namun, tak semua kinerja emiten IPO ini mulus sejak di awal peluncurannya. Setidaknya, setengah emiten di antaranya mengalami penurunan kinerja saham yang signifikan.

Beberapa emiten dengan kinerja terboncos, di antaranya PT Bersama Mencapai Puncak Tbk (BAIK) yang kinerjanya jeblok 80,58 persen hingga 3 Juli 2024.

BAIK baru melantai di BEI pada 15 Februari 2024 dan menawarkan saham IPO kepada investor di harga Rp278 per saham.

Hingga perdagangan Rabu (3/7), saham BAIK bergerak di level Rp54 per saham atau di kisaran level gocap.

Ada juga emiten PT Mitra Pedagang Indonesia Tbk (MPIX) yang sahamnya sudah terjun 80,22 persen. Harga IPO MPIX saat itu dibanderol Rp268 per saham pada 7 Februari 2024. Per 3 Juli 2024, harga saham BAIK berada di level Rp53 per saham.

Saham emiten PT Sinergi Multi Lestarindo Tbk (SMLE) juga anjlok 66,86 persen sejak melantai pada 8 Januari 2024 dan kini di level Rp58 per saham. Harga IPO SMLE dibanderol Rp175 per saham. (Lihat tabel di bawah ini.)

 

Kinerja saham IPO terjeblok selanjutnya adalah emiten PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS). CGAS mencatatkan penurunan kinerja saham mencapai 61,24 persen sejak melantai pada 8 Januari 2024.

Harga IPO CGAS dibanderol Rp338 per saham. Kini, saham CGAS dibaderol di harga Rp131 per saham.

Ada juga emiten PT Xolare RCR Energy Tbk (SOLA) yang sahamnya sudah jeblok 55,45 persen semenjak melantai di BEI pada 8 Mei 2024. Harga IPO SOLA dibanderol Rp110 per saham, kini dihargai Rp49 per saham.

Setidaknya, ada tujuh emiten anyar yang melayang-layang di kisaran gocap. Di antaranya BAIK, MPIX, SMLE, SOLA, PT Topindo Solusi Komunika Tbk. (TOSK), PT Griptha Putra Persada Tbk. (GRPH), dan PT Asri Karya Lestari Tbk. (ASLI).

Berbeda dengan Awal 2023

Kondisi ini berbeda dengan kinerja IPO di sepanjang kuartal pertama 2023.

Jumlah perusahaan yang melantai di BEI juga menurun sepanjang kuartal-I 2024 secara tahunan atau year on year (yoy) jika dibandingkan kuartal-I 2023.

Namun demikian, kenaikan saham IPO di paruh pertama 2024 ini tak semoncer sejumlah emiten besar yang melantai di kuartal pertama 2023 lalu.

Sebut saja, IPO fenomenal PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik taipan Prajogo Pangestu. CUAN melantai di BEI pada 8 Maret 2023 dan menjadi emiten ke -24 yang tercatat di BEI saat itu.

CUAN mematok harga penawaran umum perdana saham di harga Rp 220 per saham. Hingga 29 Desember 2023, saham CUAN di level Rp13.425, yang artinya, sahamnya sudah meroket 6.000 persen sepanjang tahun lalu.

Di tiga bulan pertama pasca IPO, tepatnya per 8 Juni 2023, saham CUAN kala itu sudah meroket 315 persen di level Rp915 per saham.

CUAN melepas maksimal 1,69 miliar saham dengan nominal Rp 200. Nilai itu mewakili 15,03 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO. 

Perusahaan yang bergerak dari sektor energi ini meraup dana segar Rp363,93 miliar dari IPO di 2023. Per Desember 2023, emiten ini telah menyerap dana IPO sebanyak Rp 245,64 miliar. Jumlah tersebut setara 65 persen dari rencana total penggunaan dana IPO tersebut.

Pada semester I-2024, aktivitas IPO Indonesia juga mengalami penurunan tajam dengan jumlah hanya 25 IPO yang naik dengan nilai hanya USD251,6 juta. Terjadi penurunan jumlah IPO sebesar 43 persen dan penurunan pendapatan IPO hingga 89 persen.

Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI), sepanjang tahun ada 24 perusahaan yang sudah melantai hingga Juni 2024.

Sedangkan, pada Semester I-2023 lalu telah mencapai 41 emiten baru dengan total emisi mencapai Rp43,46 triliun.

Emiten PT Benteng Api Technic Tbk (BATR) menjadi emiten yang terakhir melantai pada semester I-2024 pada 10 Juni 2024 lalu.

Saham BATR juga terkontraksi 20 persen hingga 3 Juli 2024 di level Rp88 per saham dari harga IPO yang dibanderol Rp110 per saham.

Sementara, satu emiten yang melantai pada 3 Juli 2024, di antaranya PT Soraya Berjaya Indonesia Tbk (SPRE) yang sahamnya sudah menguat 9,60 persen sejak IPO di level 137 per saham. Harga saham perdana SPRE dibanderol Rp125 per saham.

Akan tetapi, hal ini diharapkan karena komunitas bisnis sedang menunggu untuk transisi ke pemerintahan baru di Oktober mendatang sebelum perusahaan membuat keputusan besar.

Jika dibandingkan, berdasarkan PwC Global IPO Watch Q1 (kuartal I) 2023, volume emiten baru di Q1 2023 secara global masih belum menunjukkan tren positif yang signifikan.

Namun, hasil penerimaan IPO di Asia Pasifik selama kuartal I-2023 telah menyumbang 66 persen dari hasil IPO global, dimana Indonesia Stock Exchange (IDX) menunjukkan performa yang langka dengan muncul di dalam 10 besar IPO global kuartal ini. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement