Pada kuartal I-2025, Bundamedik membukukan laba bersih Rp3,2 miliar, atau turun 70 persen year-on-year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Kinerja tersebut dinilai analis baru merepresentasikan 8 persen dari proyeksi laba tahun penuh versi Ciptadana. Pendapatan juga terkoreksi 8 persen secara tahunan menjadi Rp379 miliar.
Sementara itu, manajemen BMHS menilai performa selama triwulan pertama merupakan imbas dari berkurangnya hari kerja, dan pergeseran jadwal Ramadan lebih awal, sehingga menekan jumlah pasien rawat jalan, rawat inap, dan program bayi tabung (IVF).
Tak hanya faktor musiman, tekanan juga datang dari penundaan realisasi kontrak uji lab Diagnos (DGNS) seiring efisiensi anggaran pemerintah, yang semula dijadwalkan pada kuartal I, tetapi diundur ke kuartal II dan III tahun ini.
Meski begitu, manajemen BMHS tetap mempertahankan proyeksi pertumbuhan pendapatan tahunan sebesar 10–15 persen didorong peningkatan tarif rata-rata per pasien dan pulihnya trafik pasien pasca-Lebaran.