“Skema pembiayaan KDMP yang mengandalkan skema KUR akan memperkuat kontribusi BRI di sektor mikro. Dengan manajemen risiko yang tepat, margin keuntungan tetap menarik, sementara eksposur risiko dapat diminimalisir melalui penjaminan pemerintah,” tulis analis Indo Premier dalam laporan tersebut.
Selain itu, riset juga mencatat bahwa pelaksanaan KDMP berpotensi membuka peluang cross-selling layanan perbankan lain seperti tabungan, virtual account, hingga layanan digital, yang akan memperkuat ecosystem banking BRI di tingkat desa. Penyaluran kredit ke koperasi desa dinilai dapat mendorong pertumbuhan pinjaman secara selektif, sekaligus memperluas basis nasabah secara berkelanjutan.
Secara valuasi, saham BBRI dinilai masih menarik dengan price-to-book value (P/BV) sebesar 1,8x untuk 2025, jauh di bawah rata-rata historis 10 tahun sebesar 2,4x. Kinerja keuangan BBRI juga dinilai tetap solid, dengan proyeksi laba bersih tahun 2025 sebesar Rp56,8 triliun, serta imbal hasil dividen (dividend yield) mencapai 8,7 persen.
Dengan proyeksi pertumbuhan kredit yang stabil, kualitas aset yang terjaga, dan potensi tambahan pembiayaan dari program KDMP, Indo Premier menilai bahwa BBRI tetap menjadi salah satu pilihan utama di sektor perbankan.