Terkait kekhawatiran tersebut, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menegaskan bahwa, sektor perbankan di Indonesia mempunyai ketahanan terhadap dampak situasi yang terjadi di AS.
Ia menyebut hampir tidak ada perusahaan perbankan di Indonesia yang mempunyai obligasi di AS, sehingga dampak langsung dari adanya krisis perbankan yang terjadi menjadi sangat terbatas.
“Permodalan perbankan tetap kuat dengan rasio kecukupan modal sebesar 25,88% pada Januari 2023. Risiko kredit juga terkendali, tercermin dari rasio kredit bermasalah yang rendah yaitu 2,59% secara bruto dan 0,76% secara neto pada Januari 2023,” kata Perry.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi pertama hari ini (20/3/2023) melemah 0,81% secara harian dengan hampir seluruh sektor berakhir di zona merah.