Dari sisi pengeluaran, beban pokok pendapatan ADRO susut 24,20% menjadi USD815,11 juta atau Rp13,25 triliun, dari sebelumnya sebesar USD1,07 juta. Penurunan tersebut karena penurunan beban royalti, dari angka tahun sebelumnya karena penurunan harga jual rata-rata maupun harga acuan batu bara.
Adapun, beban royalti yang dibayarkan kepada pemerintah turun 38% menjadi USD302 juta dari sebelumnya USD486 juta. Sementara beban pajak penghasilan turun 22% menjadi USD106 juta dari USD136 juta.
“Di tengah ketidakpastian global dan kondisi harga yang melemah, kami mempertahankan komitmen terhadap efisiensi biaya. Lebih lanjut, posisi neraca dan keuangan secara keseluruhan tetap sehat, sehingga menyediakan fleksibilitas pada saat ini,” ujar Boy Thohir.
Per Maret 2024, total nilai aset perseroan naik 7% menjadi USD10,466 miliar, dari periode yang sama 2023 yang sebesar USD9,82 miliar. Saldo kas pada akhir kuartal I-2024 naik 5% menjadi USD3,16 miliar. Kas dan setara kas meliputi 30% total aset.
(FAY)