Kemudian, pendapatan jasa pertambangan ADRO menyumbang sebesar USD482,73 juta atau Rp7,39 triliun, pendapatan logistik tercatat sebesar USD255,81 juta atau Rp3,87 triliun, serta pendapatan lainnya sebesar USD66,38 juta atau Rp1,01 triliun.
“Paruh pertama tahun 2023 menunjukkan kekuatan operasional Adaro di tengah fluktuasi harga dan kenaikan biaya,” kata Presiden Direktur ADRO, Garibaldi Thohir dalam keterangan resminya, Selasa (22/8/2023).
Garibaldi mengatakan, meski di tengah tantangan yang dihadapi sektor komoditas batu bara saat ini, perseroan berhasil mencatatkan margin yang sehat.
Di mana, margin EBITDA operasional pada semester pertama tahun 2023 mencapai 40%.
Per Juni 2023, total nilai aset ADRO tercatat sebesar USD9,73 miliar atau Rp149,10 triliun. Angka itu turun 9,70% dari posisi akhir Desember 2022 yang sebesar USD10,78 miliar.