Senada, CFO Starbucks, Rachel Ruggeri menekankan perlunya strategi baru untuk memperbaiki kinerja perusahaan, terutama menarik kembali pelanggan untuk datang ke gerai.
"Kami akan menyederhanakan menu yang terlalu kompleks, memperbaiki arsitektur harga, dan memastikan pelangan merasa setiap kunjungan ke Starbucks sangat berharga," ujarnya.
Menurut Ruggeri, strategi Starbucks sebelumnya tidak mampu mengubah tren penurunan penjualan meski perusahaan telah memperbesar investasi dan melakukan efisiensi pada pos-pos yang tidak perlu. Hal ini terlihat dari kinerja keuangan Starbucks yang tertekan baik secara top line maupun bottom line.
Untuk tahun fiskal 2024 (Oktober-September), penjualan Starbucks secara global turun 2 persen. Selain itu, Starbucks juga membatalkan panduan keuangan (guideline) perusahaan pada 2025 meski manajemen berkomitmen meningkatkan dividen.
"Kami tengah menyiapkan rencana untuk memperbaiki bisnis kami, tapi itu butuh waktu. Kami ingin menyampaikan pesan bahwa kami percaya diri pada bisnis ini dan memberikan kepastian (kepada pemegang saham) bahwa kami akan memperbaiki kinerja. Atas dasar alasan itu, kami meningkatkan dividen," kata Ruggeri.
(Rahmat Fiansyah)