Pasar lokal khususnya Jawa berkontribusi sebesar Rp2,09 triliun, disusul luar Jawa senilai Rp1,29 triliun. Pangsa pasar ekspor terbesar datang dari Amerika yakni menembus Rp564,58 miliar, disusul Eropa dan Asia masing-masing Rp277 miliar dan Rp144,59 miliar.
Perseroan mampu memangkas beban pokok, sehingga tercipta margin laba kotor yang positif. Demikian juga beban penjualan, dan biaya keuangan. Dengan demikian, laba sebelum pajak GJTL tersisa Rp440,44 miliar.
Kas yang tersisa akhir Maret 2024 mencapai Rp714,34 miliar, naik hampir Rp20 miliar dari awal tahun akibat kenaikan pemasukan operasional.
Neraca per kuartal I-2024 menunjukkan pertumbuhan tipis aset menjadi Rp19,11 triliun, disusul jumlah utang atau liabilitas yang terjaga di level Rp10,6 triliun. Sementara modal atau ekuitas tumbuh menjadi Rp8,72 triliun.
(YNA)