Dari sisi bottom line, Perseroan mampu mengantongi laba bersih 39,69 milyar, naik sebesar 30,35% dibanding tahun 2020. Nilai tersebut bahkan lebih tinggi 19,08 persen dibandingkan laba bersih 2019, yakni dua tahun yang lalu sebelum pandemi terjadi.
Rasio profitabilitas Perseroan dilaporkan dalam performa yang sangat baik, dengan rasio ekuitas digambarkan melalui ROE (Return on Equity) sebesar 17,28 persen dan 15,31 persen pada 2021 dan 2020, serta rasio ROA (Return on Asset) sebesar 6,41 persen sepanjang 2021.
Berdasarkan laporan arus kas Perseroan, belanja modal atau capital expenditure (Capex) secara optimal pada 2021 dan 2020 sebesar Rp32,8 milyar dan 10,6 milyar, yang digunakan untuk belanja modal aset produktif guna menumbuhkan recurring income, dengan margin laba bruto yang tinggi dan menjadi salah satu pilar unit bisnis yang menopang laba bersih Perseroan selama pandemi dan dikemudian harinya.
Ke depannya, perseroan berencana untuk diversifikasi produk Medical Equipment guna meningkatkan pertumbuhan organik melalui penambahan varian produk dan kerja sama strategis dengan mitra yang andal. Rencana tersebut telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa.
Melalui Studi Kelayakan yang dilakukan oleh KJPP Doli Siregar & Rekan sebagai penilai independen yang terdaftar di OJK untuk memberikan pendapat tentang rencana penambahan kegiatan usaha, KJPP berpendapat bahwa Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang adalah layak secara finansial dan Penambahan Kegiatan Usaha Penunjang layak untuk dilaksanakan. (FRI)