Dari sisi segmen bisnis, penjualan grosir tetap menjadi kontributor utama dengan porsi 82,6 persen, diikuti oleh ritel (16,5 persen), gadai (0,4 persen), dan ekspor (0,4 persen).
Direktur Keuangan HRTA, Ong Deny, menambahkan, pertumbuhan tersebut juga diiringi efisiensi operasional dan struktur keuangan yang solid.
“Kami mencatat margin laba bersih (NPM) sebesar 2,29 persen, dengan ROA mencapai 9,39 persen dan ROE sebesar 27,13 persen. Rasio utang berbunga yang terjaga di 1,39 kali menunjukkan disiplin Perseroan dalam menjaga likuiditas dan profitabilitas, sekaligus memastikan ekspansi dilakukan secara berkelanjutan,” kata dia.
Direktur Investor Relations HRTA, Thendra Crisnanda mengaku optimis tren harga emas yang positif dan sentimen pasar yang kuat akan terus mendukung kinerja hingga akhir tahun.
“Harga emas global yang masih tinggi sepanjang 2025 memberikan momentum positif bagi permintaan emas batangan maupun perhiasan. Kami optimistis tren ini akan berlanjut hingga kuartal keempat, didukung jaringan distribusi yang kuat serta kerja sama strategis dengan berbagai mitra di sektor keuangan,” kata Thendra.
Sebagai bagian dari visi jangka panjang, HRTA menargetkan sertifikasi internasional dengan menyelesaikan audit Responsible Gold Guidance (RGG) di bawah pengawasan London Bullion Market Association (LBMA) pada akhir 2025.
Bersamaan dengan itu, Perseroan memposisikan diri sebagai pemain kunci dalam pengembangan ekosistem Bullion Bank nasional melalui kemitraan strategis dengan PT Pegadaian dan Bank Syariah Indonesia (BSI).
(NIA DEVIYANA)