Walaupun memang, kinerja saham selama sebulan emiten batu bara milik Boy Thohir ini masih tumbuh positif sebesar 1,83 persen.(Lihat grafik di bawah ini.)
Ditelisik dari valuasi sahamnya, price-earnings ratio (PER) ADMR tercatat sebesar 11,31 kali, lebih mahal dibandingkan rerata industri yang sebesar 6,43 kali.
Demikian pula, rasio price-book value (PBV)saham emiten besutan Boy Thohir ini mencapai 11,33 kali, lebih tinggi daripada rata-rata industri (2,36 kali).
Secara umum, rasio PER dan PBV yang lebih rendah dibandingkan historis dan industri menunjukkan suatu saham memiliki valuasi lebih murah (undervalued) dan begitu pula sebaliknya.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.