Saat terjadi kontraksi di sisi pendapatan, beban pokok TMAS justru membengkak menjadi Rp3,19 triliun, dari semula Rp3,11 triliun. Alhasil, margin laba kotor terjung bebas mencapai Rp1,11 triliun.
Kendati TMAS mampu memangkas pos beban lain, termasuk beban usaha, tetapi laba usaha hingga laba sebelum pajak perseroan masih lebih rendah dari tahun sebelumnya, demikian mengutip keterbukaan informasi, Selasa (5/3/2024).
Dari sisi neraca hingga akhir 2023, nilai aset TMAS turun 7,6% yoy menjadi Rp4,06 triliun. Ini sejalan dengan liabilitas yang menyusut signifikan menjadi Rp1,48 triliun, sedangkan ekuitas naik hingga Rp2,58 triliun.
Kas yang digenggam akhir tahun lalu menembus Rp883,15 miliar. Jumlah ini berkurang sekitar Rp400an miliar dari awal tahun akibat pengeluaran untuk dividen hingga perolehan aset tetap.
(FRI)