Menurut riset Samuel Sekuritas, meski laba bersih perusahaan mengalami lonjakan signifikan di periode ini, sebagian besar peningkatan tersebut lebih disebabkan oleh adanya pajak satu kali yang besar pada tahun sebelumnya.
Sementara itu, tantangan yang perlu dihadapi EXCL di antaranya penurunan rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU) di kuartal IV-2024 menjadi Rp41 ribu dari sebelumnya Rp43 ribu pada periode yang sama tahun lalu.
"Penurunan ini disebabkan oleh melemahnya daya beli masyarakat dan persaingan yang semakin ketat, terutama dari kartu SIM dengan harga lebih murah," tulis riset tersebut, Jumat (7/2/2025).
Di sisi lain, ada peluang besar dari merger XL dengan FREN yang dapat menciptakan efisiensi dan membantu mengurangi perang harga di industri telekomunikasi.
Selain itu, tambahan sekitar 750 ribu pelanggan dari LINK diharapkan dapat meningkatkan kontribusi pendapatan XL pada 2025, atau jauh lebih besar dari perkiraan awal yang hanya 250 ribu pelanggan.