Nikel berjangka anjlok di bawah level USD19.000, menjauh dari level tertinggi dalam 7 bulan yang disentuh pada 22 April lalu seiring meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah mengurangi daya tariknya sebagai lindung nilai inflasi.
Selain itu, mengutip Trading Economics, Selasa, perkiraan permintaan masih lemah, dengan persediaan nikel di gudang LME melebihi 70.000 ton.
Namun, pembicaraan mengenai potensi pembelian oleh pemerintah China dan prospek pasokan yang lebih rendah memberikan sedikit katalis positif.
Beberapa sumber melaporkan rencana Administrasi Pangan dan Cadangan Strategis Nasional China untuk membeli pig iron nikel (NPI), bahan baku utama baja tahan karat.
Sementara, Indonesia, sebagai produsen nutama dunia, terus meninjau permohonan kuota penambangan. Amerika Serikat (AS) dan Inggris sebelumnya melarang pengiriman nikel Rusia yang baru diproduksi ke LME dan CME (Chicago Mercantile Exchange).