Surplus Menyusut
Menurut International Nickel Study Group (INSG), dikutip Reuters pada Rabu, Surplus pasar nikel global diperkirakan akan menyusut menjadi 109.000 metrik ton pada 2024 dari sebelumnya 163.000 ton pada 2023.
Harga nikel, yang digunakan dalam baja tahan karat dan baterai kendaraan listrik, jatuh sebesar 45 persen pada 2023 lantaran produsen utama Indonesia meningkatkan produksinya. Sementara, nikel naik lebih dari 15 persen sepanjang tahun ini karena RI, seperti disebut di paragraf sebelumnya, meninjau permohonan persetujuan kuota pertambangan.
Menurut hitungan INSG, produksi nikel global diperkirakan akan meningkat menjadi 3,55 juta ton pada 2024 dari sebelumnya 3,36 juta ton pada 2023 seiring dengan terus meningkatnya produksi berbagai jenis produk nikel di Indonesia.
Di China, output secara keseluruhan diperkirakan akan meningkat karena peningkatan produksi katoda nikel dan nikel sulfat mengimbangi penurunan produksi pig iron nikel.
“Di tempat lainnya, karena masalah profitabilitas, sejumlah fasilitas produksi dihentikan, dikurangi produksinya atau sedang mempertimbangkan kemungkinan salah satu opsi ini di masa depan,” tambah INSG.