"Investor cenderung lebih menyukai hasil pengumpulan dana itu untuk ekspansi, yang berdampak signifikan terhadap masa depan perusahaan. Sehingga biasanya (pelaku pasar) bahkan berani bayar lebih mahal, karena dianggap memiliki potensi pertumbuhan lebih kuat," ujar Analis Investindo Nusantara Sekuritas, Pandhu Dewanto.
Namun, menurut Pandhu, penggunaan dana IPO untuk pelunasan utang juga tidak bisa sepenuhnya dipandang negatif, karena dengan demikian maka struktur permodalan perusahaan menjadi lebih sehat. Bila sudah demikian, langkah ekspansi dapat dipastikan lebih mudah untuk dilakukan.
Pendapat tersebut disampaikan oleh Peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana. Dengan utang perusahaan telah terlunasi, maka otomatis posisi utang terhadap modal perusahaan menjadi lebih positif, sehingga secara permodalan juga menjadi lebih kokoh dan fleksibel.
"(Dana sebesar Rp5,5 triliun) Itu kan digunakan untuk mengurangi utang, sehingga dapat mengurangi posisi DER (Debt to Equity Rasio/rasio utang terhadap modal). Artinya ada perbaikan struktur modal, sehingga perusahaan jadi lebih fleksibel dalam pengelolaan aset yang dimiliki," ujar Andri.
Tak hanya pengelolaan aset yang lebih fleksibel, menurut Andri, struktur permodalan yang lebih longgar juga membuat Blibli lebih memungkinkan untuk membagikan dividen di masa mendatang.