Wajar saja, BREN sempat menjadi salah satu saham idola investor alias hot stock seiring kenaikannya yang luar biasa yang turut melambungkan kapitalisasi pasarnya (market cap) ke angkasa—bahkan, sempat di urutan pertama, mengalahkan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
“Kapitalisasi pasar ABMM hanya Rp10,2 triliun,” kata LKH, mencoba membandingkannya dengan market cap BREN yang di atas Rp1.000 triliun.
Ketika ditanya soal perbandingan ABMM dengan emiten batu bara lainnya, macam ADRO hingga ITMG, LKH menilai, saham yang dia pegang memiliki valuasi paling murah—terutama apabila ditilik dengan rasio populer macam price-to earnings ratio (PER atawa P/E ratio).
“Kalau lihat dari PER-nya, ABMM terendah,” kata Lo Kheng Hong saat dihubungi, Jumat (9/8/2024).
Informasi saja, ABMM saat ini diperdagangkan 3,28 kali di atas laba per saham perusahaan. Angka tersebut lebih murah dibandingkan peers-nya, seperti ADRO dengan PER 4,35 kali, ITMG 7,14 kali, PTBA 7,71 kali, GEMS 5,11 kali, BUMI 12,08 kali, hingga UNTR 5,13 kali.