KAEF turun mencapai 4,93 persen, sementara PEHA terjun 8,94 persen. SIDO juga tertekan 3,51 persen di level Rp550 per saham, sementara IRRA anjlok mencapai 6,14 persen.
Secara keseluruhan, kinerja beberapa saham kesehatan sepanjang tahun ini terpantau kurang menggembirakan. Meski demikian, secara year to date (YTD), saham SILO berkinerja paling moncer dengan kenaikan hingga 78,57 persen, sementara kinerja MEDS terkoreksi paling dalam 61,94 persen secara YTD. (Lihat tabel di bawah ini.)
Melihat perkembangan kasus Covid-19 dan Pneumonia ini, lantas bisakah saham-saham kesehatan bakal jadi primadona layaknya di tahun 2020-2021?
Dalam analisis harian Stockibit Sekuritas, Selasa (5/12) meski saham-saham emiten kesehatan diproyeksi kembali menggembung seiring ekspektasi investor melihat peningkatan kasus Covid-19 dan Pneumonia, namun, seberapa besar dampaknya terhadap emiten akan bergantung pada perkembangan kasus.
Sementara riset Pilarmas Investindo Sekuritas memperkirakan, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan support dan resistance di level 7.050–7.120 meskipun ada potensi koreksi.
Terkait sentimen dalam negeri,investor juga mewaspadai peningkatan kasus pneumonia, di mana China, Denmark, Prancis, Belanda, dan Amerika Serikat telah melaporkan peningkatan kasus mycoplasma pneumoniae.
“Para pelaku pasar di dalam negeri tentunya berharap dengan antisipasi pemerintah dapat mengendalikan dan mengurangi potensi krisis kesehatan di dalam negeri,” tulis Pilarmas Investindo Sekuritas dalam risetnya, Rabu (6/12). (ADF)