IDXChannel - Nilai tukar (kurs) rupiah hari ini ditutup melemah 14 poin di level Rp14.360. Pelemahan rupiah diyakini berasal dari dimulainya pembicaraan damai antara Ukraina dan Rusia.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi Direktur mengatakan, selain pembicaraan tersebut, rupiah melemah juga sebab dari imbal hasil obligasi AS yang tinggi akibat inflasi serta bank of Japan (BoJ) mempertahankan batas imbal hasil implisitnya.
"Imbal hasil Treasury AS naik pada hari Jumat, dengan benchmark 10-tahun naik ke level tertinggi hampir tiga tahun karena investor terus menimbang inflasi yang tinggi dan Federal Reserve AS yang hawkish," tulis Ibrahim dalam risetnya, Senin (28/3/2022).
Ukraina dan Rusia akan melanjutkan pembicaraan damai dalam waktu seminggu untuk menyelesaikan konflik yang ditekankan oleh invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari. Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky bersikeras pada integritas teritorial negaranya, setelah sebelumnya menyarankan bahwa dia siap untuk kompromi.
Sementara itu, di Asia Pasifik, wakil kepala sekretaris kabinet Jepang Seiji Kihara mengatakan pada hari Minggu bahwa kebijakan moneter negara harus tetap longgar. Sementara Bank of Japan tidak turun tangan untuk mempertahankan targetnya pada hari Jumat, ia menawarkan untuk membeli obligasi pemerintah Jepang (JGB) 10-tahun dalam jumlah tak terbatas pada 0,25% pada Senin pagi, setelah imbal hasil JGB 10-tahun naik menjadi enam -tahun tertinggi 0,245%.
Dari sisi domestik, pasar terus memantau perkembangan jelang akhir bulan Maret 2022, pasar keuangan Indonesia kembali ditinggal pergi investor asing. Hal terlihat dari banyaknya dana asing yang keluar dari Tanah Air. Aliran dana asing kembali keluar dari Indonesia setelah sebelumnya mengalir deras masuk ke Indonesia pada pekan lalu.
Bank Indonesia (BI) mengungkapkan, berdasarkan data transaksi 21-24 Maret 2022, non residen di pasar keuangan domestik terjadi jual neto atau outflow sebesar Rp3,13 triliun, berbanding terbalik jika dibandingkan pekan lalu yang mengalami beli neto (inflow) sebesar Rp8,23 triliun.
Dengan kondisi demikian, maka berdasarkan data setelmen sampai dengan 24 Maret 2022 (ytd), non residen di pasar keuangan terjadi jual neto Rp29,87 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp24,44 triliun di pasar saham.
Sementara itu, premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 94,38 bps per 24 Maret 2022 dari 85,47 bps per 18 Maret 2022, sejalan risk off di pasar keuangan global. naiknya premi CDS mengindikasi tingkat risiko berinvestasi di Indonesia mengalami peningkatan.
Dalam perdagangan sore ini, mata uang rupiah. Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.350-14.380. (TYO)