"Kalau kita trace back (melihat ke belakang) dari waktu kejadian Trump Tariff itu ya, itu kan market koreksi quite (cukup) dalam. Tapi impact-nya sebenarnya nggak terlalu signifikan ke kita," kata Oki.
Dalam forum tersebut, Oki juga menyampaikan investor asing tetap menunjukkan ketertarikan terhadap pasar modal Indonesia. Aktivitas investor non-residen dinilai menjadi indikator positif bagi prospek penawaran umum saham perdana (IPO).
"Kita sudah lihat returning foreign investor (kembalinya investor asing). Kenapa foreign investor itu penting? Karena memang foreign investor itu make up (mencakup) 40-45 persen dari the whole market (pasar keseluruhan) kita," ucapnya.
Sementara itu, BEI tengah mempersiapkan penambahan dua emiten berskala aset jumbo atau Lighthouse IPO hingga akhir 2025. Dua calon emiten jumbo tersebut dipersiapkan menyusul tiga perusahaan yang sudah lebih dulu melantai tahun ini, yakni PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK), dan PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI).
“Tiga sudah masuk kategori lighthouse IPO, di mana tahun ini kita menargetkan ada 5 lighthouse IPO,” ujar Direktur Utama BEI, Iman Rachman.
(Rahmat Fiansyah)