IDXChannel - Emiten ritel, PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) menargetkan membuka 650 gerai di tengah aksi boikot produk yang terjadi secara massal di seluruh dunia.
Analis Saham Panin Sekuritas, Andhika Audrey memaparkan, perseroan mencatatkan penjualan pada kuartal I-2024 sebesar Rp8,8 triliun atau tumbuh 17,8% (YoY).
Segmen ritel menjadi penopang utama penjualan MAPI sebesar Rp7,2 triliun (naik 25% YoY) dengan kontribusi sekira 82% dari total penjualan perseroan.
"Adanya festive season yang identik dengan adanya gaji ke-13 membawa angin segar bagi segmen ritel," ungkap Andhika dalam risetnya, Jakarta, Kamis (23/5).
Sementara itu, sambungnya, segmen FnB mencatatkan penurunan kinerja signifikan sebesar Rp787 miliar (turun 17,7% YoY), bahkan tercatat rugi di level EBT, karena boikot yang masih berlangsung di tengah festive season.
Lebih jauh kata Andhika, di tengah aksi boikot massal global, pembukaan gerai masih berlanjut. Namun boikot ini menjadi katalis negatif. Hingga kuartal I-2024, MAPI telah membuka 127 gerai (net) dengan total gerai saat ini sebanyak 3.277 gerai.
"Perseroan akan terus membuka gerai dengan, namun akan sangat berhati-hati. Perseroan menargetkan 650 pembukaan gerai (gross), dengan porsi terbesar pada MAP Active sebanyak 400 gerai, serta masing-masing 50 gerai untuk FnB dan digital, sisanya segmen fashion dan lainnya," jelas Andhika.
Manajemen MAPI, diakuinya, masih melihat tantangan yang signifikan pada segmen FnB (khususnya Starbucks) karena dampak boikot yang meluas, khususnya di kota tier II.
"Patut dicermati, brand Zara sudah tidak terdampak aktivitas boikot, di mana penjualan telah kembali normal setelah penjualan end year season lalu," ujarnya.
Perseroan juga melakukan akspansi di luar negeri. Kehadiran MAP Group di kawasan ASEAN disambut baik oleh para pelanggan overseas. Saat ini, MAPI memiliki 366 gerai dengan 67 merek eksklusif yang tersebar di negara-negara ASEAN (exc. Indonesia).
"Manajemen menerangkan bahwa tanggapan yang positif, membuat perseroan berencana akan membuka 25% dari total pembukaan gerai untuk overseas dan pada kuartal I-2024 berkontribusi sekira 16% pada penjualan MAPI," terang Andhika.
"Kami melihat level EBIT marjin positif (single-digit) telah dicatatkan oleh international business, khususnya di Thailand, Kamboja dan Filipina. Segmen fashion menjadi pendorong kontribusi overseas dengan favorite brand dari Inditex Group," lanjutnya.
Oleh karena itu, Andhika tetap merekomendasikan BUY untuk MAPI, namun menurunkan target harga ke Rp1.900 dari sebelumnya Rp2.100.
"Kami masih melihat risiko terhadap MAPI terkait boikot dan peningkatan persediaan, namun kami menilai hal ini akan bersifat sementara," ucapnya.
Dia mengestimasikan pertumbuhan top line dan bottom line perseroan dapat mencapai low double digit pada 2024 seiring dengan partner strategis dengan berbagai merek global, bargain power yang tinggi kepada pihak mall sebagai traffic maker, memiliki segmen pasar yang ressilient terhadap kondisi perekonomian, serta efek boikot yang masih berlanjut namun tekanan semakin terbatas.
"Kami tetap merekomendasikan BUY untuk MAPI, namun dengan menurunkan target harga menjadi Rp1.900 (sebelumnya Rp2.100) (implied PE 15,1x di 2024F) setara dengan -0,25x std.dev rata-rata PE 3 tahun," pungkas Andhika.
(FAY)