IDXChannel - Layanan digital semakin meningkat secara signifikan seiring tumbuhnya pengguna internet di Indonesia yang mencapai 202,6 juta pengguna per Januari 2021. Melihat potensi tersebut, sektor perbankan berinovasi dengan memberikan layanan alternatif untuk menjangkau masyarakat luas melalui digitalisasi.
Survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan adanya peningkatan indeks literasi keuangan menjadi 38,03 persen di tahun 2019. Selain itu, pandemi Covid-19 berperan serta dalam mengubah gaya hidup masyarakat yang semakin beralih ke digitalisasi.
Dalam survei Daily Social bertajuk “The Rise of Digital Banking in Indonesia” pada Desember 2021, terjadi peningkatan sebesar 50 persen pada akses bank melalui aplikasi smartphone maupun website dalam seminggu. Sedangkan 47 persen konsumen dilaporkan memilih membuka rekening melalui aplikasi seluler maupun website.
Peluang tersebut dimanfaatkan oleh pemain bank digital yang semakin menjamur di Tanah Air. Melansir pada peraturan OJK Nomor 12/POJK.03/2021, bank digital merupakan Bank Berbadan Hukum Indonesia (BHI) yang menjalankan kegiatan usahanya melalui saluran elektronik tanpa kantor fisik selain kantor pusat maupun menggunakan kantor fisik dengan terbatas.
Dengan demikian, bank digital memungkinkan penggunanya untuk membuka rekening hingga penutupannya hanya secara online tanpa harus pergi ke kantor bank tersebut. Seluruh kegiatan perbankan juga dapat diakses secara digital atau menggunakan internet.
Hal ini tentunya berbeda dengan bank konvensional meskipun mengandalkan fitur mobile maupun internet banking. Memang, fitur tersebut memungkinkan penggunanya untuk transfer bank maupun melakukan pembayaran melalui internet, namun lembaga keuangan yang memilikinya tetap memiliki kantor offline.
Hadirnya bank digital dipelopori oleh Jenius, milik Bank Tabungan Pensiunan Nasional atau BTPN yang mulai beroperasi sejak 2016 lalu. Setelah itu disusul oleh digibank milik Bank DBS Indonesia, Tyme Digital (Bank Commonwealth), serta Wokee (Bank Bukopin) yang muncul di tahun 2017. Kemudian, Bank Jago – yang sebelumnya bernama Bank Artos – terbentuk setelah 51 persen sahamnya diakuisisi oleh Jerry Ng dan Patrick Sugito Waluyo pada tahun 2019.
Sementara, di tahun 2020, terdapat dua bank digital baru yang beroperasi, yaitu Nyala (OCBC NISP) dan TMRW milik UOB Indonesia. Pada 2021, Bank BCA juga merilis bank digital yang diberi nama Blu.
Terbaru, Allo Bank diluncurkan oleh CT Corp sebagai bank digital pada 20 Mei 2022 lalu. Bank yang awalnya merupakan PT Bank Harda Internasional Tbk tersebut diakuisisi oleh PT Mega Corpora, milik pengusaha terkenal Chairul Tanjung.
Kembangkan Sayap, Bank Digital Gandeng Perusahaan Ternama
Guna mengembangkan layanannya, berbagai bank digital menjalin kolaborasi dengan perusahaan ternama. Salah satunya Bank Jago (ARTO) yang bekerja sama dengan GoPay guna meningkatkan integrasi layanan dan kemudahan dalam pengaturan akses perbankan digital.
Dengan kerja sama ini, pengguna dapat membuka rekening ARTO dari aplikasi Gojek serta menikmati bebas biaya top-up antar Jago-GoPay.
CEO GoPay, Hans Patuwo menngungkapkan komitmen GoPay dalam mendukung inklusi keuangan melalui berbagai inovasi pembayaran untuk penggunanya. Ia juga berharap, kedepannya aplikasi Gojek dapat menjadi pembayaran terbesar dengan layanan paling lengkap untuk membayar tagihan hingga investasi.
“Kerja sama dengan Bank Jago mengukuhkan langkah GoPay dalam memberikan akses layanan keuangan yang mudah dan terpercaya kepada seluruh lapisan masyarakat Indonesia,” ujar Hans dalam keterangan pers Bank Jago, Kamis (25/11/2021).
Selain ARTO, Bank Aladin Syariah (BANK) turut melakukan kolaborasi dengan sejumlah perusahaan, yakni Alfamart dan ZA Tech. Kerja sama dengan Alfamart dilakukan guna mempermudah sistem pembayaran dan layanan remitansi. Sementara kolaborasi dengan ZA Tech sebagai penyedia teknologi asuransi dijalankan untuk memperkuat ekosistem bank ini. ZA Tech juga akan menjadi investor BANK melalui proses right issue terakhir yang tengah berlangsung.
Selanjutnya, Bank Amar Indonesia (AMAR) juga menggandeng fintech lending, yakni Investree Singapore Pte Ltd (Investree Group). Adapun Iaram Group Inc. (Tolaram), pemegang saham pengendali AMAR menandatangani perjanjian transaksi terkait dengan rencana akuisisi Investree Group atas saham sebesar 18,4 persen di AMAR. Selain itu, bersama dengan Investree, emiten bank digital ini bersinergi dalam menyediakan produk pembiayaan yang turut menjangkau UMKM secara nasional.
Allo Bank Indonesia (BBHI) turut bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk memperluas ekosistemnya. Perusahaan tersebut salah satunya jaringan ritel milik Salim Grup. Tak hanya bekerja sama, Salim Grup juga memiliki 6 persen saham di bank tersebut melalui PT Indolife Investama Perkasa.
Selain Salim Grup, Bukalapak turut masuk ke BBHI melalui pembelian 2,49 miliar saham setara Rp1,19 triliun. Tidak ketinggalan raksasa ride-hailing Grab dan Traveloka turut berinvestasi di BBHI.
Terakhir, Bank Neo Commerce (BBYB) memiliki kerja sama dengan Akulaku. Tercatat aplikasi belanja online serta penyedia pinjaman online ini menguasai 2,40 miliar saham atau setara 25,47 persen saham dari BBYB.
Bunga Tinggi Bank Digital Jadi Strategi Gaet Konsumen
Bank digital menawarkan suku bunga yang tingginya di atas rata-rata suku bunga deposito nasional. Tercatat, bunga bank digital per tahunnya mencapai 3,5 persen hingga 4,5 persen. Padahal, menurut Laporan Harian Bank Umum (LHBU) BI, rata-rata suku bunga deposito per tahun yang dimiliki perbankan nasional adalah 3,37 persen (per 8/2/2022).
Jenius misalnya, rata-rata suku bunga deposito bank digital ini mencapai 4 persen. Sama dengan Jenius, BBYB juga memiliki suku bunga deposito sebesar 4 presen. Line Bank (Bank KEB) tercatat memiliki rata-rata suku bunga deposito tertinggi, yakni 5 persen. Sedangkan rata-rata suku bunga deposito ARTO sebesar 3,50 persen.
Tak hanya suku bunga tinggi, beberapa bank digital juga menawarkan gratis biaya admin. Diantaranya adalah ARTO yang menggratiskan biaya admin maupun biaya transfernya. BANK sebagai bank syariah juga tidak menerapkan tarif untuk biaya admin, transfer, atau Tarik tunai.
Selain kedua bank tersebut, BBYB juga menerapkan gratis biaya admin. Selain itu, nasabah bisa membuka rekening tanpa persyaratan minimal saldo.