Adapun pada tahun ini PORT merencanakan belanja modal alias capital expenditure (capex) sebesar Rp10 miliar untuk peremajaan truk didalam peti kemas.
"Kalau memang dibutuhkan kami bisa mereview lagi kebutuhan capex kami di tahun ini," kata Paul.
Untuk sisa tahun 2022, lanjut Paul, PORT akan melakukan efisiensi untuk mencapai target pendapatan. Adapun untuk dampak perang Rusia-Ukraina, jika tidak terlalu berdampak, Paul optimis sesuai target.
"Sedangkan dari sisi pertumbuhan volume, kami akan berusaha menahankan market share kami. Mudah-mudahan tidak terjadi yang jelek untuk pergerakan peti kemas internasional atau dalam negeri dari efek perang Ukraina," pungkasnya.
(NDA)