Kemudian, pendapatan segmen penyewaan ruang perkantoran, pabrik, dan ruko tercatat sebesar Rp62,17 miliar, segmen usaha pariwisata mencatatkan pendapatan sebesar Rp33,67 miliar, segmen agrobisnis dan konsultasi mencatatkan pendapatan sebesar Rp9,66 miliar dan segmen kondominium tercatat sebesar Rp3,39 miliar.
Di sisi lain, beban pokok penjualan dan pendapatan jasa KIJA tercatat sebesar Rp1,32 triliun. Adapun, beban penjualan tercatat sebesar Rp67,76 miliar, serta beban umum dan administrasi tercatat sebesar Rp450,98 miliar.
Total nilai aset KIJA per Desember 2022 tercatat naik 6,65% menjadi Rp13,11 triliun dari akhir Desember 2021 yang sebesar Rp12,29 triliun. Liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp6,60 triliun dan ekuitas sebesar Rp6,50 triliun.
Di sepanjang 2023, KIJA menyiapkan anggaran belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp400 miliar. Perseroan mengalokasikan capex untuk dua kebutuhan yakni, perawatan atau maintenance serta akuisisi lahan.
Dari total Rp400 miliar dana capex, sebesar Rp150 miliar akan dialokasikan sebagai belanja modal untuk perawatan infrastruktur yang sudah ada atau maintenance capex. Sementara sebesar Rp250 miliar lainnya akan digunakan perseroan untuk mengakuisisi lahan.
(FAY)