Adapun PEHA, salah satu anggota holding BUMN farmasi di Indonesia ini, membukukan pertumbuhan laba periode berjalan sebesar 49% pada kuartal III 2022.
Pada kinerja perusahaan sejak Juli hingga September tahun ini, total aset lancar perusahaan tersebut juga tumbuh 10 persen dari 2021.
Menurut Direktur Utama Hadi Kardoko, manajemen Phapros optimis bahwa perusahaan masih bisa mencetak pertumbuhan dua digit di kuartal IV dengan melihat historis pertumbuhan yang naik signifikan dibanding tahun lalu.
Apalagi produk andalan Phapros, seperti Antimo semakin luas diterima oleh pasar dalam negeri, sehingga terus memberikan kontribusi terbesar dalam kinerja keuangan.
Dikatakannya, jika kondisi makro dan mikro ekonomi yang mulai membaik menjadi salah satu faktor pendorong bisnis Phapros kembali normal, selain tentunya strategi perusahaan untuk terus melakukan penetrasi pasar dan memproduksi obat-obatan dan alat kesehatan berbasis riset.
(FAY)