Hingga akhir 2023, INOV masih mencatatkan rugi bersih senilai Rp27,6 miliar, melandai dari posisi rugi pada periode sama tahun 2022 senilai Rp36,4 miliar. Rugi per saham dasar INOV turun menjadi Rp15,31 per lembar.
Upaya mencetak profit terlihat masih menjadi jalan terjal bagi perusahaan di tengah kenaikan beban keuangan. Pada kuartal pertama, INOV mengalami rugi Rp18,16 miliar, berbalik dari posisi laba pada kuartal yang sama tahun 2023 senilai Rp14,95 miliar.
Mengklaim memiliki pangsa pasar bisnis daur ulang sebesar 60 persen, Choi menyebut pihaknya tengah mengincar investor strategis untuk memperkuat permodalan.
Di sisi lain, pihaknya masih meraba kondisi makro global yang serba tidak pasti, termasuk peningkatan bahan baku yang diakui menekan laba kotor, hingga utang yang berdenominasi dolar.