Rupee India juga melemah melampaui INR83,6 per USD dan menguji kembali resistensi di level rekor terendah pada Juni karena pasar terus menilai sejauh mana bank sentral India RBI bersedia mendukung mata uang tersebut di tengah pelemahan nilai tukar mata uang asing Asia.
Penguatan dolar AS dan melemahnya perekonomian China juga mendorong kinerja yuan menuju terlemah dalam tujuh bulan, mendukung spekulasi bahwa bank sentral akan secara bertahap menerima penilaian yang lebih rendah untuk mata uang tersebut dan memicu tekanan jual yang tajam untuk mata uang Asia.
Perkembangan ini menghapus ruang bagi RBI untuk memberikan dukungan terhadap rupee, karena pertahanan RBI terhadap penguatan dolar akan menyebabkan barang dan jasa India menjadi kurang menarik dibandingkan pesaing Asia di pasar ekspor.
Hal ini diilustrasikan oleh cadangan mata uang asing yang dimiliki oleh RBI yang meningkat ke rekor tertinggi pada Juni, karena prospek pertumbuhan yang kuat di India dan ekspektasi bullish terhadap investasi asing memungkinkan bank sentral menahan diri untuk tidak membeli dolar guna mempertahankan rupee secara lebih luas.
Indeks dolar menguat di sekitar 105,8 pada Senin, berada pada level tertinggi dalam hampir dua bulan karena data aktivitas bisnis AS yang solid memicu kekhawatiran bahwa bank sentral AS, The Federal Reserve dapat mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama.