Kisah MASA Batal Go Private
Sebelumnya, emiten produsen ban, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA)sempat berencana menjadi perusahaan tertutup. Langkah tersebut disampaikan manajemen MASA, dalam keterangan tertulisnya kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, 2 Maret 2021.
Sebelumnya, pada 5 Januari 2021, MASA memberitahukan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang niatnya untuk mengubah statusnya dari perusahaan terbuka menjadi perusahaan swasta atawa go private dan melakukan delisting.
Namun, belakangan, dalam keterangan kepada bursa pada 5 Mei 2021, perseroan memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana voluntary delisting dan go private berdasarkan pertimbangan perkembangan regulasi waktu itu.
“Termasuk ketentuan mengenai perubahan status perusahaan terbuka menjadi perusahaan swasta sebagaimana diatur dalam POJK 03/2021 serta arahan yang diterima oleh Perusahaan dalam korespondensi dengan OJK,” kata manajemen MASA.
Kembali ke META
Status suspensi diterapkan sehubungan dengan rencana META untuk menarik diri dari perdagangan, dengan mengubah status perusahaan dari semula Perusahaan Terbuka (Tbk) menjadi perusahaan tertutup (go private) melalui penghapusan pencatatan secara sukarela (voluntary delisting).
Rencananya, langkah go private dan proses voluntary delisting akan dilakukan setelah manajemen memperoleh persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 19 Desember 2023 mendatang.
Selain itu, perusahaan disebut juga akan menyelesaikan proses penawaran tender terlebih dahulu.
"BEI juga meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh Nusantara Infrastructure khususnya yang berhubungan dengan rencana untuk melakukan go private dan voluntary delisting," tulis pernyataan resmi BEI, yang ditandatangani oleh Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 1 BEI, Adi Pratomo Aryanto, dan PH Kepala Divisi Pengaturan dan Operasional Perdagangan BEI, Yayuk Sri Wahyuni, Selasa (7/11/2023).
Berdasarkan laporan keuangan per September 2023, pemegang saham META adalah PT Metro Pacific Tollways Indonesia sebesar 74,65 persen, PT Indonesia Structure Finance sebesar 10 persen, dan investor publik non warkat (scripless) sebesar 13,16 persen. (ADF)