IDXChannel - Biaya pendidikan menjadi biaya terbesar kedua setelah biaya kesehatan. Pasalnya, biaya pendidikan selalu naik dari tahun ke tahun. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS), uang pangkal sekolah swasta rata-rata naik sebesar 10 persen hingga 15 persen setiap tahun.
Inflasi pendidikan nasional mencapai 2,83 persen. Alhasil, dana pendidikan jadi salah satu tujuan keuangan yang krusial dan perlu direncanakan sedini mungkin.
Direktur PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) Danica Adhitama, mengatakan para orang tua memerlukan strategi khusus dalam mempersiapkan dana pendidikan.
Salah satu pilihan paling rasional adalah mempersiapkan skema investasi yang tepat sejak dini.
"Berbagai pilihan investasi yang tersedia dapat dimanfaatkan oleh orang tua dalam mempersiapkan dana pendidikan. Orang tua perlu cermat dalam memilih Instrumen keuangan dengan risiko yang terukur dan imbal hasil yang stabil. Salah satu alternatif yang bisa dipertimbangkan adalah investasi pada reksa dana, yang menawarkan fleksibilitas jangka waktu investasi sesuai kebutuhan, serta manajemen risiko yang terkelola dengan baik oleh Manajer Investasi," kata Danica melalui keterangan tertulis, Jumat (19/7/2024).
Danica mengatakan penting untuk melakukan penyesuaian produk, jumlah dana, dan tujuan pendidikan di masa depan. Untuk mengatasi tingkat kenaikan biaya pendidikan, para orang tua perlu secara teratur menyisihkan dana investasinya dalam jangka Waktu tertentu.
Misalnya dengan mengalokasikan sebagian pendapatan setiap bulan, orang tua dapat memastikan bahwa mereka memiliki dana yang cukup untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka dengan tenang dan efisien.
Reksa dana menjadi salah satu alternatif investasi yang ideal untuk mempersiapkan dana pendidikan.
Hal ini karena reksa dana menawarkan berbagai jenis dengan karakteristik berbeda yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan investor. Ada beberapa macam reksa dana yang dapat dipertimbangkan dalam mempersiapkan dana pendidikan, yaitu:
1. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa dana pasar uang cocok untuk investor yang menginginkan investasi dengan risiko rendah. Meskipun memiliki rata-rata imbal hasil historis relatif lebih rendah dibanding jenis reksa dana yang lain, yaitu dengan potensi return sebesar 5 persen hingga 6 persen, namun tingkat risiko dan jangka waktu yang relatif lebih pendek.
Reksa dana ini cocok untuk mempertahankan nilai investasi dari gerusan inflasi.
2. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa dana jenis ini menawarkan expected return relative sedikit lebih tinggi dibanding reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap memiliki return di kisaran 7-10 persen. Tingkat return ini terbilang cukup aman karena lebih tinggi dari tingkat inflasi pada umumnya.
Pada reksa dana pendapatan tetap, investor akan mendapatkan keuntungan dari investasi yang ditempatkan dalam bentuk surat utang yang diterbitkan oleh pemerintah atau korporat. Meski lebih aman dan relatif lebih stabil, investor disarankan untuk menempatkan dananya dalam jangka waktu lebih dari dua tahun untuk meminimalisir risiko fluktuasi pasar.