Ronald menambahkan, proyek smelter yang sudah mulai commisioning pada Mei ini diperkirakan bakal pertama kali memproduksi katoda tembaga pada kuartal IV-2024.
Lebih jauh katanya, semester I-2024, perseroan juga telah menyelesaikan divestasi blok migas di Vietnam dan Libya dengan hasil kas sebesar USD120 juta.
"Dengan semua kabar baik di atas, pada semester I-2024, kami mencatat hasil keuangan yang kuat. EBITDA kami tercatat sebesar USD5650 juta di semester I-2024 atau lebih tinggi dari periode yang sama di 2023 sebesar USD634 juta," kata Ronald.
Dia mengatakan, capaian ini didorong harga minyak bumi dan gas alam yang lebih baik, sehingga mampu menutup pengurangan hak kelola koridor setelah perpanjangan skema bagi hasil atau Product Sharing Contract (PSC).
"Pada semester I-2024, rata-rata realisasi harga minyak bumi yang kami capai adalah USD81 per barel," ujar Ronald.
(Fiki Ariyanti)