Selain itu, Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed turut berencana menaikkan bunga acuan sebesar 50 poin. Hal tersebut sejalan dengan rencana Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) untuk mengurangi neraca sebesar USD9 triliun milik bank sentral mulai Juni tahun ini. Kenaikan suku bunga terbesar selama 22 tahun tersebut turut mempengaruhi sentimen indeks saham.
Imbasnya, Bursa saham Amerika Serikat (AS) berjalan tertatih sepanjang tahun ini—selain memang karena kenaikan luar biasa sepanjang 2021.
Kenaikan luar biasa Wall Street pada 2021 (S&P, misalnya, melonjak 26,89% setahun) akhirnya mulai berbalik arah selama 5 bulan pertama tahun ini. S&P 500 minus 14,19% sejak awal tahun 2022 (ytd), Dow Jones melorot 10,04% ytd, dan Nasdaq ‘terjun bebas’ minus 23,66%. (ADF)