Secara historis, demikian kata DBS, IHSG sekarang diperdagangkan lebih dari 1 standar deviasi (SD) di bawah rata-rata 10 tahunnya, pada valuasi yang sangat menarik yaitu 12,8 kali PE (price-to earnings) untuk 2024.
Selain itu, rasio PEG (price/earnings-to growth) IHSG yang sebesar 1,1 kali adalah salah satu yang terendah dibandingkan negara ASEAN lainnya.
Menyoal tema investasi di sisa 2024, seiring peralihan dari narasi suku bunga "lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama" ke pemangkasan suku bunga, DBS menilai, para investor harus mulai mengakumulasi saham-saham yang sensitif terhadap suku bunga, meskipun mungkin tetap volatile dalam jangka pendek.
Saham pilihan DBS adalah emiten perunggasan JPFA, konglomerat otomotif hingga tambang ASII, dan bank BUMN BMRI.
“Investor juga dapat melihat saham berkapitalisasi besar yang terkoreksi pada kuartal II-2024 dan memiliki prospek pertumbuhan seperti BBCA dan TLKM,” kata DBS.