Secara umum, William menilai koreksi IHSG yang terjadi belakangan ini adalah sesuatu yang wajar dari sisi teknikal.
“Ya wajar, karena kan terbentuk double top waktu IHSG sentuh 7.200,” ujarnya, Kamis (26/6/2025). Ia menjelaskan, pola tersebut menandakan kondisi pasar yang sudah jenuh beli.
“Itu adalah kondisi di mana market jenuh beli secara keseluruhan, sehingga pelaku pasar mulai melepas saham untuk mengembalikan posisi cash,” imbuh William. “Hasilnya adalah IHSG turun, belum lagi ada beberapa sentimen eksternal yang lumayan berpengaruh seperti perang dan harga komoditas.”
Meski demikian, William melihat peluang rebound mulai terbuka pada Juli mendatang. Ia menilai, koreksi yang dipicu sentimen negatif cenderung berlangsung singkat.
“Bulan depan adalah momentum untuk rebound,” ujarnya. Menurutnya, pelemahan dari pola grafik saat ini tidak akan berlangsung lama.