Perusahaan juga memangkas target penjualan kendaraan tahunan sebesar 150 ribu unit menjadi 9.45 juta kendaraan untuk mencerminkan penangguhan pengiriman dari unit bisnisnya Daihatsu Motor karena penyelidikan skandal sertifikasi keselamatan yang sedang berlangsung.
Imbas skandal tersebut, saham ASII yang terafiliasi dengan Toyota di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga sempat melemah.
Kini, investor juga tengah menanti dividen ASII. Dividen final juga diusulkan sebesar Rp421 per saham, lebih kecil di banding tahun 2022 yang sebesar Rp552 per saham. Jumlah ini akan diusulkan pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan Perseroan pada April 2024.
Dividen final yang akan diusulkan tersebut, bersama dengan dividen interim sebesar Rp98 per saham (2022: Rp88 per saham) yang dibagikan pada Oktober 2023, akan menjadikan total dividen yang diusulkan untuk tahun 2023 menjadi Rp519 per saham (2022: Rp640 per saham).
“Rasio pembayaran dividen sebesar 62 persen (berdasarkan laba bersih Grup sebesar Rp34,0 triliun, tidak termasuk penyesuaian nilai wajar atas investasi di GoTo dan Hermina). Rasio tersebut lebih tinggi dari rata-rata rasio pembayaran dividen historis Perseroan,” imbuh Djony. (ADF)