sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Menghitung Beban GOTO dan Grab Jika Bayar THR Ojol di Lebaran 2024

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
21/03/2024 18:30 WIB
Lewat hitungan sederhana, GOTO dan Grab bisa menanggung beban yang sangat besar apabila harus membayar tunjangan hari raya (THR) ojek online (ojol).
Menghitung Beban GOTO dan Grab Jika Bayar THR Ojol di Lebaran 2024. (Foto: Unsplash)
Menghitung Beban GOTO dan Grab Jika Bayar THR Ojol di Lebaran 2024. (Foto: Unsplash)

Potret Ekonomi Ojol di Indonesia

Di sisi lain, saat ini estimasi pengemudi ojol di Indonesia berdasarkan data asosiasi ojol (ojek online), sudah mencapai 4 juta driver.

Dari jumlah ini, Gojek dan Grab masih menjadi aplika dengan pengguna terbanyak. Ini berdasarkan Survei Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) per September 2022. Survei ini mengungkap mayoritas publik paling banyak menggunakan aplikasi transportasi online Gojek.

Tercatat, sebanyak 59,13 persen responden mengaku memilih aplikasi buatan perusahaan decacorn dalam negeri ini. Setelah Gojek, masyarakat menggunakan aplikasi Grab (32,24 persen), Maxim (6,93 persen), InDriver (1,47 persen) dan lainnya (0,23 persen).

Dalam laporan tahunannya, GOTO menyatakan ada sekitar 2,7 juta mitra pengemudi Gojek yang terdaftar per 31 Desember 2022. Jumlahnya bertambah sekitar 100 ribu orang dibanding 31 Desember 2021.

Sementara Grab Indonesia mempunyai sekitar 5 juta mitra yang tersebar di 500 kota mulai dari GrabBike, GrabCar hingga GrabFood per 2019 berdasarkan estimasi Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi kala itu.

Laporan The State of Mobile 2024 Report yang diterbitkan Data.ai menunjukkan sedikitnya ada lima aplikasi transportasi online yang paling laris diunduh (download) di Indonesia sepanjang 2022-2023. (Lihat grafik di bawah ini.)

Gojek menempati urutan pertama dengan rerata unduhan per bulan mencapai 957 ribu unduhan dari pengguna telepon seluler atau smartphone Indonesia pada 2023.

Kehadiran perusahaan jasa ride-hailing ini juga diklaim memberikan kontribusi ekonomi dalam negeri.

Menurut kajian terbaru Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), Grup GoTo diestimasi memberikan nilai tambah Rp349-428 triliun terhadap perekonomian nasional, setara dengan 1,8-2,2 persen PDB Indonesia di tahun 2022.

Nilai tersebut berasal dari nilai tambah yang dihasilkan dari aktivitas perusahaan dan mitra di dalam ekosistemnya yakni mitra pengemudi dan UMKM.

Dari sisi pendapatan, menurut survei Balitbang Kemenhub, pada 2019 sebanyak 34,5 persen pengemudi ojek online hanya memiliki pendapatan di kisaran Rp1 juta–Rp2 juta per bulan.

Ada juga pengemudi ojek online yang mampu meraih Rp4 juta–Rp5 juta per bulan, tapi proporsinya tak signifikan.

LPEM UI juga mengestimasi pendapatan untuk kurir dengan mekanisme pengantaran paket sehari sampai (Same Day) mencapai Rp 5.162.381 per bulan setelah Gojek dan Tokopedia melakukan merger tahun 2022 lalu.

Sementara pada 2021, sebelum merger dua perusahaan terjadi, pendapatan kurir yang menggunakan mekanisme serupa sebesar Rp5.096.250 per bulan.

Dari laporan itu, juga terungkap adanya kenaikan rata-rata pendapatan mitra Gojek dan GoTo Financial. Yakni rata-rata mencapai 5 persen per bulan pada tahun 2022.

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement