IDXChannel - Ketahanan kas perusahaan startup atau runaway penting untuk menopang sebuah perusahaan, tak terkecuali bagi perusahaan rintisan atau startup.
Runway merupakan kondisi fondasi keuangan menunjukkan berapa tahun kas dan short term investment perusahaan bisa menutup kerugian dalam kuartal terakhir setiap tahunnya.
Menurut riset Stockbit Academy, hingga Q3 2022, PT Bukalapak Tbk (BUKA), e-commerce RI yang telah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki estimasi runaway tertinggi mencapai 18,9 tahun.
Artinya, BUKA masih mampu mempertahankan bisnisnya hingga 18 tahun tersebut dalam keadaan merugi pada kuartal 3 2022.
Sementara itu, perusahaan hasil merger antara e-commerce Tokopedia dan jasa ride hailing Gojek, PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hana memiliki ketahanan kas 1,2 tahun saja.
Secara kinerja saham, BUKA juga mengalami tahun yang buruk pada 2022, sama seperti sektor tekno lainnya. Dalam setahun penuh, kinerja saham BUKA melorot 22,87%. Sementara dalam sepekan terakhir, saham BUKA mencatatkan kenaikan 9,92%. Kinerja saham BUKA hari ini, Kamis (9/2) ditutup tertekan 3,33%. (Lihat grafik di bawah ini.)
Secara kinerja keuangan, BUKA telah mengumumkan kinerja di kuartal ketiga yang berakhir pada 30 September tahun lalu dengan capaian yang memuaskan.
Pendapatan BUKA pada kuartal tiga 2022 tumbuh sebesar 86% menjadi Rp898 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun pendapatan BUKA pada 9 bulan 2022 meningkat sebesar 92% menjadi Rp2,6 triliun secara year on year (yoy).
Pendapatan Mitra pada kuartal tersebut juga dilaporkan meningkat sebesar 131% menjadi Rp477 miliar, sedangkan pendapatan Mitra selama 9 bulan tahun 2022 umbuh sebesar 191% menjadi Rp 1,45 triliun yoy.
Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan menunjukkan peningkatan dari 43% pada pada kuartal tiga 2021 menjadi 53% pada 2022 di kuartal yang sama.
Namun beban pokok operasional BUKA juga tercatat membengkak pada Q3 2022 mencapai Rp1,8 triliun. Angka ini naik dari tahun sebelumnya mencapai Rp 208,44 juta. (ADF)