sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Mengintip Prospek Saham Tambang Emas ARCI dan BRMS

Market news editor TIM RISET IDX CHANNEL
12/11/2025 11:15 WIB
Reli harga emas global yang kembali ke atas level USD4.000 per troy ons ikut mengerek sentimen positif terhadap dua saham tambang emas dalam negeri.
Mengintip Prospek Saham Tambang Emas ARCI dan BRMS. (Foto: Freepik)
Mengintip Prospek Saham Tambang Emas ARCI dan BRMS. (Foto: Freepik)

IDXChannel - Reli harga emas global yang kembali ke atas level USD4.000 per troy ons ikut mengerek sentimen positif terhadap dua saham tambang emas dalam negeri, PT Archi Indonesia Tbk (ARCI) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS).

Kedua emiten ini disebut tengah berada di fase krusial, dengan prospek teknikal dan fundamental yang sama-sama memberi sinyal penguatan.

Pengamat pasar modal Michael Yeoh melihat dua saham tambang emas, ARCI dan BRMS, mulai membentuk pola teknikal yang berpotensi mengarah pada pembalikan tren.

Menurut Michael, saham ARCI kini menunjukkan pola teknikal yang menarik untuk dicermati.

“ARCI memiliki pola reversal ascending triangle, dengan support di 1.240-1.200,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa pola tersebut membuka peluang penguatan jika momentum terus terjaga. “Potensi dari pattern ini memiliki arah ke 1.400,” ujarnya.

Sementara itu, Michael juga menilai pergerakan saham BRMS mulai menunjukkan tanda-tanda penguatan serupa.

“BRMS dengan pola pattern bullish pennant, yang akan dikonfirmasi jika melewati angka 1.020,” katanya.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa level teknikal tersebut bisa menjadi pemicu fase kenaikan baru bagi BRMS. “Support di 950, dengan target kenaikan jika melewati 1.020 adalah di 1.120,” tutur Michael.

Sementara, sebelumnya, UOB Kay Hian menaikkan target harga saham ARCI menjadi Rp2.050 dari sebelumnya Rp1.280, dengan rekomendasi buy yang tetap dipertahankan.

Analis UOB Kay Hian Benyamin Mikael dalam risetnya menyebutkan bahwa kinerja laba Archi Indonesia berpotensi meningkat seiring dengan kenaikan harga emas dunia yang kini menembus USD4.000 per troy ons.

Sejalan dengan tren tersebut, UOB Kay Hian juga merevisi naik asumsi harga rata-rata emas untuk dua tahun mendatang, menjadi USD3.400 per troy ons dari USD3.200 untuk 2025, dan USD3.800 per troy ons dari USD3.400 untuk 2026.

Dengan ekspektasi peningkatan kontribusi dari tambang Araren, perusahaan sekuritas itu juga menaikkan proyeksi produksi emas Archi menjadi 120.000 ons pada 2025 (dari sebelumnya 118.800 ons) dan 131.000 ons pada 2026 (dari 125.000 ons).

Setali tiga uang, UOB Kay Hian juga menaikkan target harga BRMS menjadi Rp1.080 dari sebelumnya Rp610, mencerminkan prospek pertumbuhan jangka panjang yang lebih kuat. Rekomendasi buy untuk saham ini tetap dipertahankan.

Analis UOB Benyamin Mikael dalam risetnya menyebutkan, BRMS berpeluang mendapatkan manfaat dari sejumlah katalis positif, mulai dari ekspansi kapasitas, percepatan proyek tambang bawah tanah, hingga potensi peningkatan cadangan tembaga.

Ia menjelaskan, perseroan tengah meningkatkan kapasitas pabrik Carbon-in-Leach (CIL) pertama dari 500 ton per hari menjadi 2.000 ton per hari.

Selain itu, pengembangan tambang bawah tanah di Poboya, Sulawesi Tengah, disebut berjalan sesuai rencana dan diperkirakan mulai berproduksi pada pertengahan 2027, yang akan memungkinkan BRMS mengolah bijih dengan kadar lebih tinggi.

Dengan kemajuan tersebut, UOB Kay Hian menilai BRMS kini memasuki fase penilaian ulang struktural (structural re-rating) seiring prospek pertumbuhan jangka panjang yang semakin solid.

Harga Emas Reli 4 Hari

Harga emas dunia kembali menguat untuk hari keempat berturut-turut pada Rabu, ditopang oleh pelemahan dolar AS dan ekspektasi bahwa dibukanya kembali pemerintahan Amerika Serikat (AS).

Sentimen positif lainnya terkait kembalinya rilis data ekonomi akan memperkuat keyakinan pasar terhadap kemungkinan pemangkasan suku bunga Federal Reserve (The Fed) bulan depan.

Emas spot (XAU/USD) naik 0,2 persen menjadi USD4.133,99 per troy ons pada pukul 08.55 WIB, setelah mencapai level tertingginya sejak 23 Oktober pada perdagangan Selasa.

Kepala Analis Pasar di KCM Trade Tim Waterer mengatakan, pelemahan dolar memberikan angin segar bagi logam mulia.

“Pelemahan dolar menguntungkan emas dan perak, yang sama-sama mencatatkan kenaikan pekan ini,” ujar Waterer, dikutip Reuters.

Ia menambahkan, tren positif emas tampaknya mulai kembali menguat.

“Tampaknya ‘layanan normal telah kembali’ bagi emas, dengan logam mulia ini kembali diperdagangkan di atas USD4.100 dan membidik level yang lebih tinggi jika data ekonomi AS terus mendukung pelonggaran kebijakan moneter lebih lanjut,” katanya.

Indeks dolar berada di dekat posisi terendah dalam lebih dari satu minggu, membuat emas lebih menarik bagi pemegang mata uang lain.

Senat AS sebelumnya telah menyetujui kesepakatan untuk memulihkan pendanaan pemerintah setelah penutupan terpanjang dalam sejarah yang mengganggu bantuan pangan bagi jutaan warga, menunda gaji ratusan ribu pegawai negeri, serta menahan publikasi data ekonomi resmi.

Para pelaku pasar kini memperkirakan sekitar 68 persen kemungkinan The Fed memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin bulan depan, naik dari 64 persen pada sesi sebelumnya, menurut alat pemantau FedWatch milik CME Group.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil cenderung berkinerja baik di tengah lingkungan suku bunga rendah dan ketidakpastian ekonomi.

Gubernur The Fed Stephen Miran pada Senin menyebut pemangkasan suku bunga sebesar 50 basis poin akan sesuai untuk Desember, mengingat inflasi yang terus menurun dan tingkat pengangguran yang cenderung meningkat.

Sementara itu, SPDR Gold Trust (GLD), fund ETF berbasis emas terbesar di dunia, melaporkan kepemilikannya naik 0,41 persen menjadi 1.046,36 metrik ton pada Selasa dari 1.042,06 ton sehari sebelumnya. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4 5 6
Advertisement
Advertisement