Sementara segmen consumer health mendapat manfaat dari perbaikan likuiditas di pasar. Kondisi ini membuat prospek emiten farmasi tetap positif.
Riset tersebut mempertahankan rekomendasi overweight untuk sektor kesehatan. BRI Danareksa melihat dua tema utama yang menopang sektor ini dalam jangka panjang: rendahnya penetrasi RS di Indonesia dan permintaan obat yang inelastis.
Dari sisi emiten, rumah sakit dengan porsi pasien swasta yang kuat dan pengendalian biaya yang baik menjadi favorit. MIKA disebut sebagai pilihan utama berkat kinerja operasional yang solid dan valuasi menarik.
Saham MIKA diperdagangkan pada 15,3 kali EV/EBITDA proyeksi 2026. Angka ini setara minus 1,8 standar deviasi dari rata-rata lima tahun, sekaligus memiliki margin EBITDA tertinggi dibandingkan RS lain di Asia Tenggara.
Untuk sektor farmasi, BRI Danareksa menjagokan PT Kalbe Farma Tbk (KLBF).
Perusahaan ini dinilai memiliki fondasi kuat melalui bisnis consumer health yang stabil serta keunggulan kompetitif pada pemasaran resep “below-the-line”. Saham KLBF diperdagangkan pada 16,2 kali P/E proyeksi 2026, atau sekitar minus 1,3 standar deviasi dari rata-rata lima tahunnya. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.