Adapun BRMS mendapat rekomendasi buy dengan target harga Rp1.200 per saham. Pada penutupan market Selasa (14/10/2025), saham BRMS menguat 1,4 persen ke Rp1.090.
Menurut Andhika, secara fundamental prospek BRMS dipacu pertumbuhan kuat didorong oleh ekspansi tambang emas dan proyek tembaga yang potensial.
Tambang Poboya yang dioperasikan BRMS melalui anak usaha PT Citra Palu Minerals menjadi tulang punggung produksi perseroan. Lokasi tersebut memiliki kadar emas tinggi, mencapai 4,9 gram per ton, dan cadangan sebesar 34,1 juta ton bijih.
Selama satu-dua tahun ke depan, BRMS berencana menambah kapasitas pengolahan menjadi 6.000 ton per hari, dan memulai operasi tambang bawah tanah untuk meningkatkan kadar rata-rata bijih menjadi 3,2 gram per ton emas.
"Tambang bawah tanah akan menjadi sumber utama bijih berkadar tinggi mulai 2027F dan diharapkan dapat melipatgandakan produksi emas," kata dia.
Selain proyek Poboya, BRMS juga mengembangkan tambang tembaga dan emas melalui PT Gorontalo Minerals di Bone Bolango, Gorontalo.