Proyek ini disebut memiliki karakteristik geologi serupa dengan tambang Batu Hijau milik PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) dan diproyeksikan menjadi sumber diversifikasi pendapatan baru bagi BRMS.
Andhika juga menyoroti transformasi BRMS pasca restrukturisasi dengan masuknya Salim Group melalui Emirates Tarian Global Ventures SPC yang kini memegang 25,1 persen saham.
Emiten ini mengalokasikan belanja modal sekitar USD200 juta hingga USD220 juta per tahun untuk ekspansi tambang bawah tanah dan pengembangan proyek Heap Leach.
Pembiayaan sebagian akan berasal dari pinjaman sindikasi sebesar USD500 juta. Analis memproyeksikan rasio utang bersih terhadap ekuitas (net gearing) naik sementara ke 0,42 kali sebelum turun kembali ke 0,13 kali pada 2030 seiring amortisasi utang.
"BRMS menjadi salah satu penerima manfaat utama melalui kombinasi strategi dan aset berkualitas, pertama momentum gold rush time. Kedua, ekspansi tambang bawah tanah dengan kadar emas tinggi (hingga 4,5 g/t Au)," kata dia.
(NIA DEVIYANA)