Angka TP tersebut lebih rendah ketimbang sebelumnya lantaran merefleksikan selera (appetite) investor global untuk saham teknologi.
“Valuasi anyar kami mempertimbangkan penetrasi ekonomi internet yang rendah di Indonesia dan juga keunggulan ekosistem GOTO yang unik,” kata analis BRI Danareksa.
Kemudian, riset lainnya dari Samuel Sekuritas Indonesia, pada 5 Januari 2023 memberikan tajuk ‘Return of a Fallen Giant’ atau secara bebas dialihbahasakan menjadi Kembalinya Raksasa yang Tumbang.
Dalam riset tersebut, analis Samuel Sekuritas berpendapat, ‘terjunnya’ harga saham GOTO menawarkan peluang untuk mengakumulasi GOTO.
“Khususnya mempertimbangkan top line [sisi pendapatan] positif pada 4Q22 [kuartal empat 2022] dan probabilitas yang besar soal profitabilitas [yang akan dicapai] lebih cepat perseroan (dimulai dengan margin kontribusi positif tahun penuh pertama GOTO sebesar Rp869 miliar),” jelas analis Samuel Sekuritas, dikutip IDXChannel, Selasa (10/1).