IDXChannel – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau dalam dua hari pertama di awal 2023. Ini bisa menjadi awal yang baik seiring adanya potensi January Effect pada 2023.
Melansir data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada lanjutan sesi II, Selasa (3/1), pukul 14.22 WIB, IHSG masih menguat 0,60 persen ke level 6.891.
Sementara, pada perdagangan sebelumnya, Senin (2/1), IHSG juga berada di zona hijau, yakni tumbuh 0,01 persen menjadi 6.850.
Walaupun memang IHSG menguat dua hari terakhir, transaksi saham di bursa masih dalam tren sepi. BEI mencatat, pada Senin (2/1), transaksi di bursa hanya sebesar Rp5,98 triliun, 40 menit sebelum penutupan bursa.
Secara rerata, nilai transaksi harian bursa selama 2022 biasanya di rentang Rp13 triliun-Rp14 triliun.
Menguatnya IHSG dalam dua hari belakangan menjadi sinyal positif dalam mendorong terjadinya January Effect di tahun ini setelah performa IHSG sepanjang Desember cenderung melemah.
January Effect menunjukkan optimisme investor akan peluang cuan dari kinerja saham di bulan ini. Adapun, Jannuary Effect turut ditandai dengan menguatnya IHSG di bulan Januari didorong meningkatnya performa saham di awal tahun.
Sementara, menurut pengamat pasar modal sekaligus founder WH Project, William Hartanto, January Effect berpeluang terjadi di tahun ini karena tren IHSG masih bullish seiring kemampuan IHSG mempertahankan support di level 6.740 pada Desember.
“Menurut saya, ini kelanjutan tren yang masih berjalan setelah IHSG cenderung lesu selama sebulan terakhir disebabkan tekanan dari sektor tekno. Sedangkan, indeks dari movers lainnya masih menguat, terutama sektor bank konvensional,” ujar William dalam wawancara dengan IDXChannel, Selasa (3/1).
Selain itu, William juga menjelaskan, kembalinya pelaku pasar dari liburan akhir tahun dengan mengoleksi saham-saham dapat menjadi faktor pendorong terjadinya January Effect.
“Ekspektasi investor akan rilis laporan keuangan di kuartal IV-2022 dengan kinerja baik dari emiten-emiten yang sahamnya mereka koleksi juga bisa jadi faktor pendorong,” pungkas William.
Sementara, secara historis, IHSG selalu memberikan return positif sepanjang Januari dalam 10 tahun terakhir, kecuali pada tahun pandemi 2020-2021 dan 2017. (Lihat tabel di bawah ini.)
Adapun, pada tahun 2022, return IHSG di Januari mencapai 0,75 persen, menguat setelah terkontraksi di tahun 2021 dan 2020, yakni masing-masing di minus 1,95 persen dan minus 5,71 persen.
Periset: Melati Kristina
(ADF)