IDXChannel – Berinvestasi di saham dengan dividend yield tinggi di tengah kenaikan suku bunga dapat mendatangkan ‘cuan’ yang besar.
Contohnya, berinvestasi di saham yang tergabung dalam IDX High Dividend 20 yang merupakan kelompok saham dengan emiten yang rajin membagikan dividennya. Asal tahu saja, dividen adalah bagian laba atau keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham.
Dalam indeks tersebut terdapat deretan emiten big caps, seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Selain emiten big caps di atas, PT Hexindo Adiperkasa Tbk (HEXA) juga tergabung dalam indeks tersebut karena rutin membagikan dividennya sejak tahun 2002 silam.
Di samping itu, perusahaan alat berat tersebut memiliki rerata dividend yield yang tergolong tinggi dalam kurun tiga tahun terakhir, yaitu mencapai 16,87 persen.
Sebagai informasi, dividend yield adalah tingkat pengembalian dalam bentuk dividen tunai kepada pemegang saham. Dengan kata lain, dividend yield dapat digunakan untuk melihat tingkat keuntungan yang diberikan perusahaan.
Dengan perolehan dividend yield di atas 15 persen, tentunya lebih tinggi bila dibandingkan dengan rata-rata suku bunga deposito maupun yield atau imbal hasil dari obligasi.
Sebagai perbandingan, suku bunga deposito di bank big four bank Tanah Air dalam kurun 12 bulan berkisar antara 1,90 persen hingga 3 persen. Sementara yield obligasi pemerintah RI tenor 10 tahun per Rabu (28/9) mencapai 7,52 persen.
Teranyar, HEXA bakal membagikan dividennya untuk periode tutup buku 31 Maret 2022 yang akan dibayarkan pada 21 Oktober 2022 mendatang. Adapun nilai dividen per sahamnya mencapai USD0,05/saham atau senilai dengan Rp784,28/saham.
Dengan demikian, dengan pembagian dividen di periode ini yang mencapai Rp784,28/saham dan harga penutupan per Senin (3/10) di Rp6.050/saham, angka dividend yield HEXA mencapai 12,96 persen.
Selain dapat ‘cuan’ dari perolehan dividen, cuan dari perolehan capital gain atau selisih keuntungan dari jual-beli saham HEXA mencapai 80 persen dalam lima tahun belakangan. Ini karena semenjak mengalami rebound pasca pandemi Covid-19 pada 2020 lalu, saham HEXA berada dalam tren menanjak (uptrend).
Dividend Yield Tinggi, Bagaimana Kinerja Saham dan Keuangan HEXA?
Selain mencari cuan dari perolehan dividen, investor perlu mencermati kinerja perusahaan. Ditelisik dari kinerja sahamnya, HEXA masih mencatatkan pertumbuhan harga saham yang positif sepanjang tahun 2022.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pada penutupan Senin (3/10), harga saham HEXA secara year to date (YTD)terkerek hingga 31,52 persen.
Melesatnya kinerja saham emiten ini juga diiringi dengan kinerja keuangan yang positif sepanjang paruh pertama tahun ini.
Sebagaimana dilaporkan dalam laporan keuangan HEXA pada semester I-2022, pendapatan bersih HEXA melesat mencapai 54,52 persen menjadi USD114,11 juta atau setara Rp1,69 triliun, dengan asusmsi kurs menurut laporan keuangan emiten sebesar Rp14.848/USD.
Sedangkan laba bersih yang dibukukan di periode ini sebesar USD9,05 juta atau setara dengan Rp134,43 miliar yang tumbuh sebesar 17,74 persen secara year on year (yoy).
Naiknya pendapatan dan laba bersih HEXA ditopang oleh meningkatnya sejumlah segmen pendapatan secara signifikan di periode ini.
Adapun segmen pendapatan dari penjualan suku cadang pihak berelasi meroket hingga 597,54 persen menjadi USD63,23 ribu atau Rp938,87 juta.
Sementara pendapatan dari segmen lainnya yang melesat di periode ini adalah jasa penyewaan alat berat pihak ketiga (313 persen) dan penjualan alat berat pihak ketiga (81,51 persen).
Sedangkan pendapatan jasa penyewaan alat berat pihak ketiga maupun penjualan alat berat pihak ketiga masing-masing menyumbang USD1,06 juta (Rp15,78 miliar)dan USD73,61 juta (Rp1,09 triliun) terhadap pendapatan bersih emiten di semester I-2022.
Periset: Melati Kristina
(ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.