IDXChannel - Laga Tim Nasional (Timnas) sepak bola Indonesia versus Argentina dalam gelaran FIFA Matchday akan digelar sebentar lagi.
Timnas Indonesia dijadwalkan menghadapi Argentina di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
PSSI telah memastikan jadwal Timnas Indonesia vs Argentina akan digelar pada Senin 19 Juni 2023 dan akan dimainkan pada pukul 19.30 WIB.
Indonesia boleh kalah telak secara peringkat sepak bola dari Argentinya. Tapi, soal kinerja pasar modal di antara kedua negara boleh diadu. Lantas, bagaimana kinerja pasar modal kedua negara?
Pasar Modal Indonesia vs Argentina
Sepanjang tahun 2022, dari periode 30 Desember 2021 hingga 29 Desember 2022, bursa Asia-Pasifik secara mayoritas berkinerja kurang menggembirakan. Kondisi ini disebabkan karena kondisi global yang diluar ekspektasi pasar dan berbagai gejolak di tahun 2022.
Meski demikian, pasar modal Indonesia diramalkan menjadi salah satu yang tahan banting sepanjang tahun ini.
Berdasarkan analisis PwC Global IPO Watch Q1 2023, mengacu pada kondisi pasar global IPO 2022 yang lambat, volume emiten baru di Q1 2023 secara global masih belum menunjukkan tren positif yang signifikan.
Namun hasil penerimaan IPO di Asia Pasifik selama Q1 2023 telah menyumbang 66% dari hasil IPO global, dimana Indonesia Stock Exchange (IDX) atau Bursa Efek Indonesia (BEI) menunjukkan performa yang langka.
Menurut PwC, BEI muncul di dalam 10 besar IPO global kuartal ini. Meskipun aktivitas pergerakan di bursa saham Indonesia per semester pertama 2023 cenderung moderat, namun masih ada prospek yang kuat dan harapan bagi perusahaan untuk kesempatan pendanaan melalui IPO sebelum memasuki 2024.
Untuk mendukung kinerja pasar modal RI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan BEI bersama pelaku sektor keuangan meluncurkan peta jalan atau roadmap pasar modal Indonesia 2023-2027. Ke depan, kapitalisasi pasar BEI diperkirakan bisa mencapai Rp 15.000 triliun atau 70% dari produk domestik bruto (PDB). (Lihat tabel di bawah ini.)
Indonesia
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2022 tumbuh sebesar 4,08% dibandingkan 2021 yang sebesar 10,08%.
Sepanjang tahun ini, IHSG juga telah mengalami kenaikan moderat sebesar 0,09% secara year to date (ytd) ke level 6.687.
Meski demikian, nilai kapitalisasi pasar modal RI naik lebih dari 15% dibanding tahun 2021 menjadi Rp 9.495 triliun per 29 Desember 2022 atau setara dengan USD600 miliar.
Data perdagangan 22 hingga 26 Mei 2023, nilai kapitalisasi pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar Rp9.484,162 triliun dari sebelumnya Rp9.504,018 triliun pada penutupan pekan sebelumnya. Angka ini setara USD 634,84 miliar (Kurs 0,000067 USD per 1 rupiah).
Rata-rata nilai transaksi perdagangan sepanjang 2022 juga bertumbuh sebesar 10,1% per 29 Desember 2022 menjadi Rp 14,7 triliun dibandingkan tahun 2021.
Sementara itu rata-rata volume transaksi harian Bursa selama sepekan kemarin (22-26 Mei 2023) tercatat mengalami perubahan sebesar 16,90% menjadi 17,460 miliar saham dari 21,011 miliar saham dari pekan sebelumnya.
Sepanjang Januari hingga Mei 2023, jumlah perusahaan IPO di BEI mencapai 40 emiten. Adapun jumlah perusahaan terdaftar BEI hingga Mei 2023 mencapai 833 emiten hingga Januari 2023.
Jika dijumlahkan dengan emiten yang baru IPO hingga Mei, maka ada penambahan 30 emiten yang berarti menambah total emiten menjadi 863 perusahaan tercatat.
Sebelumnya, pada akhir 2022 emiten di BEI masih berjumlah 825 entitas. Ini tentu menjadi penambahan yang signifikan hingga pertengahan tahun.
Dari segi investor, berdasarkan data dari KSEI hingga akhir April 2023, jumlah investor di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan mencapai 10,8 juta investor atau tumbuh 5.54% secara year-to-date (ytd).
Ini menunjukkan minat investor terhadap pasar modal RI juga semakin menguat.