Meski demikian, volume pasien menunjukkan pelemahan dengan kunjungan rawat jalan tercatat sebanyak 704.000 dan rawat inap turun menjadi 72.000 kasus.
Kontribusi kasus demam berdarah terhadap rawat inap juga menurun menjadi 4 persen dibandingkan 8 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Riset Samuel Sekuritas menyebut, MIKA berhasil menjaga efisiensi operasional, terlihat dari kenaikan margin kotor menjadi 54,2 persen didukung oleh penurunan beban obat-obatan dan alat medis yang turun menjadi 22,7 persen dari total pendapatan.
Margin EBITDA juga meningkat menjadi 37,9 persen, naik dari 37 persen di kuartal sebelumnya dan 37,3 persen di tahun lalu.
Kondisi ini menghasilkan pertumbuhan laba bersih sebesar 12,6 persen QoQ dan 6,6 persen YoY menjadi Rp308 miliar pada kuartal I-2025, sesuai dengan proyeksi Samuel Sekuritas sebesar 24,2 persen dari target tahunan.