sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Minyak Curah Dilarang Kementerian Perdagangan, Ini Curhatan Pengusaha

Market news editor Fahmi Abidin
07/10/2019 11:00 WIB
Kementerian Perdagangan akhirnya melarang peredaran minyak curah, disebutkan bahwa faktor kesehatan menjadi alasan utama pemerintah menyetop per 1 Januari 2020.
Minyak Curah Dilarang Kementerian Perdagangan, Ini Curhatan Pengusaha. (Foto: Ist)
Minyak Curah Dilarang Kementerian Perdagangan, Ini Curhatan Pengusaha. (Foto: Ist)

IDXChannelKementerian Perdagangan akhirnya melarang peredaran minyak curah, disebutkan bahwa faktor kesehatan menjadi alasan utama pemerintah menyetop per 1 Januari 2020, karena dinilai membahayakan kesehatan konsumen.

Diungkapkan Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) bidang Perdagangan Benny Soetrisno, bahan baku minyak curah dipasok dari minyak yang telah digunakan. Biasanya, minyak bekas ini didapatkan dari restoran besar yang hanya menggunakan sekali pemakaian.

Pada prosesnya, usai mendapatkan bahan utama, ada penadah yang mendaur ulang (recycling) minyak tersebut. Barulah setelah jernih kembali, minyak itu dipasarkan ke masyarakat, terutama ke warung-warung pinggir jalan.

“Dari KFC misalnya, habis goreng, (minyak) langsung buang (tidak dipakai). Itu kan enggak dibuang, jadi ada pengumpulnya. Nanti disaring supaya bersih jernih, setelah jernih dijual ke warung gorengan," ungkap Benny seperti dikutip iNews di Sarinah, Jakarta, Minggu (6/10).

Ditambahkan Benny, minyak curah yang merupakan daur ulang minyak yang dibuang sekali pakai itu sebenarnya tidak salah. Asal, prosesnya dilakukan dengan benar. “Kala recycling si boleh-boleh saja, sepanjang recycling-nya itu teknologinya benar,” tegasnya.

Namun Benny juga mendukung kebijakan pemerintah melarang minyak goreng curah dan mewajibkan minyak goreng dikemas. Namun, ia agak khawatir kebijakan tersebut dapat berdampak kepada penurunan konsumsi minyak goreng.

Kewajiban minyak goreng dikemas dinilai Benny bagus untuk perlindungan konsumen dalam hal ini kesehatan. Selain itu, minyak goreng kemasan juga lebih pasti dari sisi ukuran volume daripada minyak curah.

“(Minyak curah) murah tapi volumenya kurang, terus enggak sehat. Kamu bandingkan dengan yang mahal, volumenya enggak kurang dan sehat, sehat itu kan ongkos,” sebutnya. Sekadar informasi, terkait konsumsi minyak curah di Asia Tenggara kini hanya dilakukan oleh dua negara saja yakni Indonesia dan Myamnar, sedangkan negara lainnya sudah memakai kemasan. (*)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement